Pengalam Seks Pertama Kali Tukar Pasangan

Suatu malam, setelah suamiku selesai memuaskan napsunya (aku sih gak merasakan nikmat sama sekali), dia ngajakin aku tuker pasangan. Kaget juga aku sama idenya, kupikir emangnya tu cewek bisa dia puasin. aku aja dah sekian lama dinikahi blum pernah ngerasain nikmatnya maen ama dia, sekarang mo maen ama cewek laen lagi. Tapi aku tanya juga. “Sama siapa mas?”. “Sama Deni, temenku. Dia napsu sekali ngeliat kamu”. “Lo Deni kan duda?” “Iya, dia dah punya pacar. Aku dah liat pacarnya. Gila juga dia, masih muda, abg kali. Umurnya beda jauh ama dia”. “Trus mas napsu ya ama pacarnya mas Deni”. “Deni yang pengen maen ama kamu, ya aku nanti maen ama ceweknya, mau enggak”. “Bole de mas, tapi mas gak apa2 ya Sintia maen ama lelaki laen”. Dalam hatiku, gak tau aja dia kalo aku sering maen dan dapet kepuasan dari lelaki laen. “Ya enggak lah, kan akunya juga maen ama ceweknya”. Esoknya dia ngatur pertemuan itu dengan Deni. Sorenya, dia dengan sangat antusias menyampaikan hasil pembicaraannya dengan Deni. “Gimana mas”, tanyaku. “Deni setuju banget, dia ngajakin kita ke vilanya, ntar kita maen disana aja. Tempatnya katanya enak, ada kolam renangnya”. “Wah asik tu mas, Sintia pengen banget maen di kolam renang, di outdoor gitu. kan bosen maennya diranjang, dikamar terus”. “Weekend besok kata Deni”. Pada saat waktunya tiba, kita berangkat ke vilanya Deni, iring2an 2 mobil. aku sih belum ketemu ceweknya Deni karena dia nunggu dimobil ketika Deni menjemput kami. Sesampainya disana kami memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila yang sangat asri. aku dikenalkannya ke ceweknya Deni yang masih abg itu. Namanya Santi. Manis juga anaknya, mengenakan jeans ketat dan tank top yang juga ketat sehingga menonjolkan lekuk liku badannya yang merangsang. Tangannya berbulu panjang dan terlihat ada kumis tipis diatas bibir cewek itu. Pasti jembutnya lebat sekali dan cewek yang kaya begini yang disukai lelaki. Kulihat suamiku membelalak melalap bodinya Santi. Langsung saja dia menggandeng Santi kedalam, sedang Deni juga menggamit tanganku. Setelah beristirahat sejenak Deni mengajak kita melihat2 vilanya. Dihalaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam. “Mo berenang Sin, bawa bikini gak?”. “Wah enggak tu mas, tapi daleman Sintia model bikini kok”. “Bole juga tu. Kalian mo berenang juga gak. Santi bawa bikini kan”, katanya sambil ngajak suamiku dan Santi juga berenang. Santi centil banget ngobrolnya dengan suamiku. Segera aku membuka jins dan t shirtku didepan mereka semua, tinggal daleman bikiniku yang kukenakan. Deni makin menganga melihat jembutku yang nongol dari balik CD minimku. “Sin, jembutnya lebat sekali”, katanya. “Suka kan mas ngeliatnya”, jawabku. “jembut Santi juga pasti lebat, lebih lebat dari jembut Sintia”. Santi membuka pakean luarnya, tinggal memakai bikininya juga. toketnya yang montok tidak tertutup oleh bra bikininya yang kekecilan, dan jembutnya benar lebih lebat dari jembutku, nongol dari samping dan atas CD bikininya yang sangat minim, lebih minim dari CDku. Suamiku kayanya napsu banget lihat bodinya Santi. Kulihat Deni menelan ludahnya memandangi bodiku. Dia sudah melepaskan pakeannya, tinggal memakai celana pendek dan kelihatan sekali kont0lnya sudah ngaceng dengan keras. Suamiku melepaskan pakaiannya sehingga hanya mengenakan CD saja. kont0lnya juga sudah ngaceng, kelihatannya tidak sebesar kont0l Deni. Kami menuju ke kolam renang di kebun belakang. Ada 2, dan letaknya berjauhan, di masing2 sisi kolam. aku memilih satu dipan. Suamiku sudah mulai menggeluti Santi di dipan satunya. Deni duduk disebelahku yang sudah berbaring di dipan. Dia mulai mengelus2 pundakku. aku tau, dia pasti sudah napsu sekali. Akupun demikian, aku mencoba untuk agresif dalam menghadapi Deni. Segera saja kuelus2 kont0l Deni dari luar celana pendeknya, kemudian kuremas perlahan. “Mas, berenangnya didipan aja ya, lebih nikmat kan. kont0l mas besar juga ya”, kataku sambil makin keras meremas kont0lnya. Tanganku menyusup kedalam celana pendek dan CDnya dan langsung mengocok2 kont0lnya. ngacengnya sudah keras banget. “aku lepas ya celana mas ya”, kataku sambil memelorotkan celana pendek berikut CDnya. kont0lnya yang lumayan besar langsung ngacung keatas. aku udah gak sabar pengen merasakan kont0lnya keluar masuk mem3kku. aku duduk dan memeluknya serta mencium bibirnya. Deni langsung memelukku kembali, bibirnya pun menghisap2 bibirku sedang tangannya mulai meremas2 toketku yang sudah mengeras. Tangannya nyelip kedalam bra ku dan memlintir pentilku yang juga sudah mengeras. “Sin dah napsu ya, pentilnya sudah keras. mem3knya pasti udah basah ya Sin”, katanya lagi. Sepertinya dia sudah pengalaman dalam urusan perngent0tan. aku mulai menyentuh dan mengelus kont0lnya “yyaa.. pegang Sin” desisnya. Deni sekarang yang berbaring sedang aku menelungkup diatasnya. kont0lnya mulai kujilat. kont0l terus kukocok sambil meremas biji pelernya. “Sintia isep ya kont0l mas.. gede juga” kataku sambil menurunkan kepalaku dan memasukkan kont0lnya ke mulutku. “Ohh.. sshh, nikmat banget Sin” erangnya. aku menjilati kepala kont0lnya, kuisep sambil terus kukocok2. Sesekali kumasukan semua kedalam mulutku sambil kukenyot. “Oohh.. enak banget Siin” teriaknya keenakan. aku berhenti menghisap kont0lnya tapi terus kukocok2.”Isep lagi Sin.. isep lagi.. enak banget” katanya. Kembali kont0lnya kukocok sambil kupelintir pelan. “sshh.. Oohh.. eennaakk bbannggett Sin. enak banget.. terus Sin” desisnya. aku terus melakukan aktivitas tanganku. “Sin isep lagi donngg.. jangan pake tangan aja.. ayo donk Sin” pintanya memohon. aku hanya tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapanku, kepalaku bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tanganku terus mengocok dan memutar batang kont0lnya. “Sin aku mau keluarr.. aku mau keluar nih” katanya. Badannya mulai menegang. aku terus menghisap kont0lnya sambil terus memutar dan mengocok batang kont0lnya yang makin menegang keras. “Terus Sin, isep terus” jeritnya. aku terus menghisap kont0lnya dan akhirnya “ccrreett.. ccrreett..ccrreett..”, pejunya muncrat dimulutku. kont0lnya terus kuhisap. Terasa dia ngecret 5 kali didalam mulutku. Pejunya kuludahkan dan kubersihkan mulutku yang belepotan sisa pejunya. Dia duduk disebelahku dan mencium pipiku “Makasih ya Sin, enak banget deh..” katanya sambil mencium pipiku lagi. “Ya udah mas istirahat dulu.. Sintia mau ambil minum dulu.. mas mau minum apa?” tanyaku sambil menuju dapur. “Apa aja deh.. nanti juga aku minum” jawabnya. aku kembali dengan dua gelas minuman dan sebotol besar air mineral. aku dan Deni minum sambil nonton suamiku yang sudah mulai ngent0tin Santi. terdengar Santi teriak2 keenakan ketika kont0l suamiku keluar masuk mengenjot mem3knya. Deni memeluk pinggangku serta mencium leherku. “Sshh” aku mendesis. Tangannya meraba toketku, diremasnya pelan. aku terangsang, yang sudah mulai berkobar sejak aku ngisep kont0lnya, “Diremes2 dong mas.. masa diraba doang sih” aku mulai mengerang. aku ditelentangkannya, bibirku dilumatnya. aku balas mencium dengan penuh napsu. kont0lnya kuelus dan kukocok lagi, ternyata sudah ngaceng lagi. Dia terus meremas toketku dan mulai menjilati leherku lalu turun dan terus turun mencium belahan dadaku. “teruuss.. buka bra Sintia dong..bbuukkaa!” kataku setengah berteriak. Dia terus turun menciumi badanku, dia menciumi mem3kku dari balik CDku yang sudah basah karena lendir yang keluar dari mem3kku. “aayyoo doonngg buka, mas!” teriakku. Tapi dia terus menjilati kaki kiri dan pindah ke kaki kanan. Kembali dia mencium bibirku. aku membalas ciumannya dengan penuh napsu. Dia menjilati telingaku. Pintar juga dia merangsang napsuku. toketku kembali diremas2nya. Tangan satunya terus menggosok itilku dari balik CDku. “Buka donk .. maassshh.. Sintia udah ngga tahan nih,” desahku. Dia terus saja meraba, menjilat serta mencium toket serta mem3kku. “Mas jail ya,” kataku sambil mencium bibirnya dengan hot. kont0lnya mulai ku remas dan kukocok. “Isep lagi Sin, aku pengen diisep lagi,” katanya sambil sedikit menarik kepalaku mendekati kont0lnya. aku terus mengocok sementara mulut dan lidahku terus menghisap dan menjilat kont0lnya. Dia tidak tahan lagi, segera aku ditelentangkannya, sambil mencium leher dan pundakku. toketku diremasnya dan tangan satunya meraba mem3kku. “terus dong…ngent0t yuk..! Sintia udah ngga tahan lagi,” desisku. Dia menarik ikatan braku dan juga CDku. toketku langsung diisepnya “iisseepp pentilnya, maas,” desahku. Kemudian tanganku mendorong kepalanya kebawah “Jilat mem3k Sintia maas,” desahku keenakkan karena dia sudah menjilati itilku dan menumpangkan kaki kiriku kepundaknya. Dia terus menjilati mem3kku dan memasukan lidahnya dalam-dalam. “tteerruuss mas.. yang dalem .. Oohh Sintia daahh mmauu klluuaarr nniihh” jeritku sambil terus menekan kepalanya. Dia terus menghisap dan menjilati mem3kku. “Sintia nyampe mas.. isep… tteerruuss. isseepp tterruuss mem3kSintia” aku bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidahnya di mem3kku. Dia menaiki aku.. tangannya memegang kont0lnya dan mengarahkan ke mem3kku. Ditekannya masuk. “kont0l mas enak banget sih..Oohh .. ent0tin Sintia maas ” jeritku keenakan. Dia meremas pantatku dan tangannya yang satu lagi meremas toketku. Sebentar saja dienjot aku merasa sudah mau nyampe. “Sintia dah mau nyampe lagi, yang keras dong ngenjotnya”, kataku. Deni mencabut kont0lnya, aku disuruhnya nungging dan kont0lnya kembali disodokkan ke dalam mem3kku dengan keras, langsung ambles semuanya. Nikmat sekali rasanya. Kembali dia mengenjotkan kont0lnya dari belakang keluar masuk mem3kku dengan keras. Berulang kali dia mengenjot kont0lnya sehingga mentok di mem3kku. “Siin, aku mau keluar” jeritnya. “Bareng ya. bareng.. Sintia juga!” aku menjerit panjang sementara dia makin memperkeras enjotannya. Akhirnya “Sin, aku mau keluar..” jeritnya dan pejunya kembali muncrat, kali ini membanjiri mem3kku. aku telungkup dan dia menindihku. Lemes juga dient0t ama dia. Dia telentang, aku juga. Sambil berbaring aku menoleh ke arah suamiku, sepertinya suamiku belum tuntas ngent0tnya, gak tau kalo Santi udah nyampe atau belum. Suamiku sepertinya mau mulai menancapkan lagi kont0lnya ke mem3k Santi yang terkapar di dipan. Dia meraba mem3knya dan sepertinya memainkan itilnya. Santi berdesah gak karuan “Mas.. jilat.. mas!”. Suamiku kemudian menjilat dan pastinya mengulum itilnya. Santi ditunggingkan dan mas Deni berlutut di belakangnya dan menggesekkan kont0lnya ke mem3k Santi.”mmaassuukkiinn mmaass.. ” jeritnya saat kont0l suamiku masuk ke mem3knya yang sudah basah.”teruss.. mas.. teruss.. ent0tin Santi terus”. Suamiku menggenjot Santi dengan ritme teratur. Setelah beberapa lama dengan doggy style, “Santi..nyampe.. mas” jeritnya keenakan. Santi kemudian ditelentangkan dan suamiku mengangkat kedua kakinya dan ditaruh dipundaknya. Dia kembali memasukkan kont0lnya dan menggenjot Santi lagi. Santi kembali mendesah2. Suamiku meremas toketnya yang montok dan Santi terus mendesah “Mas nikmat banget mas, terus enjot yang keras mas, aah..!” jeritnya lagi, rupanya Santi kembali nyampe. Cepet banget, pikirku. “Mas, nikmat banget ya ngent0t sama mas, mana mas kuat banget ngent0tnya. Santi sudah berkali2 nyampe, mas belum ngecret juga”, kata Santi sambil terengah2. Aku heran juga melihat stamina suamiku, kalo sama aku sbentar aja dia dah keluar, kok sama Santi malah Santinya yang ko duluan dan dianya belon. Suamiku mencabut kont0lnya yang masih keras dan menghampiriku, kayanya dia pengen ngecret dimem3kku. Benar saja, aku yang sedang telentang langsung dinaikinya. Dia mengesek-gesekan kont0lnya di mem3kku, langsung saja napsuku bangkit lagi “masukin mas, . mmaasuukiin..dong”, desahku berulang kali. Dia membalikkan tubuhku dan sehingga aku tengkurap. Perut bawahku diganjang bantal yang ada di dipan, kakiku direnggangkannya dan dia langsung menusukkan kont0lnya ke mem3kku. “aahh.. mas, eennaakk.. bbaannggeett” desahku. Dia menggenjotnya semakin cepat. Karena napsuku sudah bangkit sejak aku nonton suamiku ngent0tin Santi, aku merasakan sudah akan nyampe. Dia terus memompa kont0lnya keluar masuk mem3kku dengan cepat dan keras. “Terus mas, ent0t Sintia yang keras mas.. ach” desisku. Akhirnya aku nggak tahan lagi dan “Mas, Sintia nyampee..aahh..!” jeritku, badanku sampe bergetar saking nikmatnya. Dia masih saja menggenjot mem3kku beberapa lamu, dan akhirnya , “Aahh..aku keluar Sin”. Terasa sekali semburan pejunya beberapa kali dimem3kku. Nikmat sekali rasanya. “Mas, kok ngecretnya nggak di mem3k Santi”, tanyaku. “Yang pertama udah di mem3knya, yang kedua aku ngecretin aja di mem3k kamu”, jawabnya. “Kok mas jadi kuat seh maennya, biasanya kalo dirumah sbentar aja mas dah keluar”. “Mungkin karena ganti suasana Sin, bener kamu maen di outdoor merubah suasana dan moodku”. Setelah selesai, kami berempat masuk kedalam vila. Suamiku dan Santi masuk ke salah satu kamar, sedang aku dan Deni duduk disofa. “Sekarang mau ngapain mas?” tanyaku. “istirahat sebentar ya, nanti kita main lagi”, jawabnya sambil berbaring di sofa. Luar biasa staminanya, seperti gak ada puasnya. aku mengambilkan minuman untuknya dan duduk diubin disebelah sofa. Dia membelai2 rambutku, terus mengusap2 punggungku. aku hanya menyenderkan kepalaku di dadanya, romantis sekali rasanya. Kemudian dia duduk dan mengajakku duduk disebelahnya. Kemudian diciumnya bibirku, aku membalas ciumannya dan menjulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Dia mengemut lidahku dan tangannya sudah mulai meremas2 toketku, pentilku diplintir2nya. Diperlakukan seperti itu napsuku bangkit kembali, aku heran juga kenapa napsuku kali ini cepat sekali timbul. Pentilku diemutnya, ” Mass terruss emut pentil Sintia maasss..enak..” aku segera menyambar kont0lnya, kuremas2, kukocok2 sampai akhirnya menegang lagi. “Mas, terusin diranjang yuk”, kataku sambil bangun. Dia tidak membawaku ke kamar tapi menelentangkan aku di meja makan. “Buat variasi ya Sin”, katanya sambil mulai mengelus itilku. Pahaku otomatis mengangkang dan diletakkan dipundaknya ketika itilku dikilik2 dengan jarinya. mem3kku mulai basah lagi. “Mas.. kalau gini terus Sintia rasanya mau pingsan kenikmatan”. Kemudian dia mulai menjilati mem3kku. Dia tau kalo aku dijilat mem3knya pasti napsuku lebih berkobar2 lagi. “aduhhh Sintia nggak kuat, masss. masukkin mas..” aku mengangkat kakiku dan mengangkang lebar2. Dia segera mengamblaskan kont0lnya ke mem3kku. mem3kku berkedut2 ketika kemasukan kont0lnya yang besar keras itu. “Enjot yang keras mas”, teriakku lagi. “Sin, mem3k kamu ngempotnya kenceng banget, enak banget Sin”, katanya sambil memompa kont0lnya keluar masuk mem3kku, makin lama makin cepat. akupun semakin aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kont0lnya di mem3kku, kutekan pantatnya dengan kakiku yang melingkari pinggangnya dengan keras hingga kont0lnya rasanya masuk semakin dalam dimem3kku. “Enak.. mas”, lenguhku lagi. Dia terus mengenjot sambil meremas toketku, sesekali dia mengemut pentilku. Nggak tau berapa lama dia mengent0tiku, sampai akhirnya “Maas..” jeritku sambil menjepitkan pahaku kuat2. kont0lnya terus disodokan makin cepat dan akhirnya..Crot..croot.. croot.. Terasa sekali muncratnya pejunya dimem3kku. “Nikmat sekali mas”. “Sin, mandi yuk, habis itu kita cari makan, sudah laper nih”, katanya. akupun bangun, turun dari meja dan kita menuju ke kamar mandi. Dibawah shower kita saling berpelukan, saling menyabuni. toket dan kont0l menjadi sasaran, mulanya dielus, akhirnya diremes2. kont0lnya keras lagi karena terus saja kuremas dan kukocok. Dia duduk diatas toilet, kont0lnya sudah tegak mengacung keras. Luar biasa staminanya. aku duduk membelakanginya, kaki kukangkangkan dan mengarahkan kont0lnya ke mem3kku. Terasa sekali, perlahan kont0lnya mulai lagi menyesaki mem3kku. Dia menyodokkan kont0lnya dari bawah keluar masuk mem3kku. “Mas, enjot yang cepet mas”, rintihku saking nikmatnya. Pinggulku kugoyang dengan liar mengiringi keluar masuknya kont0lnya di mem3kku. Dia meremas2 toketku sambil menarik tubuhku kebelakang. Dia mencium bibirku dan aku membalas ciumannya. Cukup lama dia menyodok mem3kku pada posisi itu sampai akhirnya dengan sodokan yang lebih cepat dan keras dia ngecret di mem3kku. akupun nyampe bersamaan dengan muncratnya pejunya. “Sst.. mas” jeritku dan dia memeluk aku dengan erat. Hingga beberapa saat dia masih memelukku, aku menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut. “Trim’s ya mas, mas sudah membawa aku ke surga kenikmatan, luar biasa weekend kali ini. Kapan2 Sintia dient0t lagi ya mas”, kataku. “Tentu saja Sin, aku juga merasa nikmat sekali ngent0tin kamu. mem3k kamu jauh lebih nikmat dari mem3knya Santi, mana empotannya hebat lagi. Tinggal ijin dari suami kamu aja”, katanya memujiku. Selesailah sensasi kenikmatan weekend ini. Sehabis membersihkan badan dibawah shower, kami memakai pakaian lagi. Suamiku dan Santipun sudah rapi berpakean. Kemudian kami ke mobil masing2 dan pergi meninggalkan vila. Diperjalanan pulang suamiku memuji2 Santi, dia bilang nikmat banget ngent0tin Santi. aku jawab, “Ya udah, mas, mas Deni ngajakin tuker pasangan lagi, mau ya mas”. “Deni bilang begitu, mau banget, ntar aku ngatur jadwal lagi dengan dia