Aku mau nyeritain apa yang aku alami dan lakukan pada malam tahun baru yang lalu. Seperti tahun tahun sebelumnya pada malam tahun baru tahun ini aku merencanakan untuk pergi Dugem sama temen2. Aku sudah berdandan dan siap2 menuju rumah teman2ku untuk ketempat mereka dengan taksi. kami ber4, aku, Niken, Veni dan Eva. Kalo niken dan Veni sih janda, sama dengan aku, sedangkan Eva masih gadis (bener tidaknya sih aku ga tau, habis ga pernah aku periksa sih, he3x). Mereka semua udah pada ngumpul di rumah Veni.
Sesampai aku disana kami langsung bersiap untuk pergi. kalo ngedugem nggak make inex kurang enak, jadi kami beli sebelum berangkat dan kami minum di rumah Veni. Setelah semua siap, maka kami langsung berangkat. Setelah berembuk maka kami memilih Diskotik Golden Palace. Sesampai di sana kami langsung naik ke lantai 6 dan langsung masuk diskotik. kami berempat udah makin gemetar karena pengaruh inex, Maka selanjutnya kami berempat sudah asik bergoyang. Setelah 1 jam dan inex yang kami telan udah tinggi banget pengaruhnya, aku mulai merasa horny. Karena itu aku ambil kursi di pojok agar bisa duduk dengan santai.
Wahh horny ku semakin meningkat dan aku lihat temen2 ku juga kayaknya, karena itu aku langsung ngomong sama Niken, “ Ken, aku naik nih, jadi pingin” trus dia bilang “sama aku juga”. Wah gawat nih, kalo udah gini. Tak lama kemudian Veni dan Eva juga menyusul kami berdua duduk di table, aku lihat mereka merasakan yang sama seperti yang aku rasakan. Malahan Eva sudah Gelisah banget. Kakinya dikit2 menjepit seperti nahan kencing. Sambil guyon aku bilang ke mereka “ heheh pada pingin yah” mereka pada senyum sambil meluk meluk aku. Niken bilang “ Rat , jadinya gimana nih”, kayaknya dia paling on deh, (padahal aku juga tuh). aku liat matanya udah sayu banget. salah sendiri, aku suruh telan setengah maunya 1.”
Ya udah”, trus aku bilang ke dianya “gimana kalo kita lepasin sendiri ajah”, Dia bilang “maksudnya gimana?”. “ikut aku ajah ayo”, jawabku sambil bangkit menuju toilet. Mereka langsung aku ajak ke Toilet, trus sesampai di sana aku langsung buka CDku. oh iyah aku lupa bilang kalo kami berempat sama sama pake rok pendek, aku emang suka sih kalo dugem pake rok lebih bebas rasanya dibanding pake Celana Jeans. Veni nanya ke aku “ Eh Rat, kamu mau ngapain” aku bilang “menyelesaikan masalah, heheheheh”.
Langsung ajah Niken mengikuti aku dengan membuka celana dalamnya juga. Ga lama kemudian Veni dan Eva juga mengikuti. Wow celana dalamku udah basah karena lendirku, dan aku lihat mereka juga. Selanjutnya ke empat CD kami tersebut kami simpan di Hand bag, sambil guyon aku bilang ke mereka bertiga, “Wow…., pada basah yah, pantes ajah bingung, hehehe” dijawabnya “sial kamu rat, padahal kamu sendiri tuh juga”. Selanjutnya kami kembali masuk ke Diskotik, mereka malah bilang “mau ngapain”, aku bilang “ Ayo deh ikut ajah, lagian mana mereka tau kita ga pake CD, ya kan” sambil ngikik mereka ngikut aku kedalam. Di dalam diskotik kami kembali ke table kami yaitu di pojok, dan suasan emang rada gelap di posisi kami.
Aku mulai meraba raba memekku , wow udah basah sekali deh, pantas ajah setiap kaki di rapatin terasa licin tapi nikmatnya bukan main. aku bilang ke teman teman aku agar mulai menggosok gosok memeknya juga. Eva masih merasa malu, sedangkan veni dan niken udah mencari posisi yang tersembunyi sehingga bisa dengan leluasa meraba memeknya. aku liat mereka berdua juga udah mulai asik sendiri. Karena aku liat Eva rada bingung, maka segera aku tarik sehingga duduk di sebelah aku, tangan aku segera meraba ke memeknya, wow…, ternyatan gadis ini udah basah sekali, dia sedikit menjerit kaget kali, aku bilang “gpp,biar enak coba kamu gosok sendiri deh. Tuh liat Niken dan Veni udah, nanti kamu ga turun2 tuh”.
Dia bilang “Malu kak, nanti diliat orang” aku jawab. “ santai ajah ga ada yang liat semua pada sibuk “. Lalu tangannya aku tuntun untuk mengantikan tangan kanan aku menggosok memeknya sendiri sedang aku melanjutkan menggosok memekku. Ohhh, nikmat sekali rasanya, tangan aku semakin aktip menekan2 dan mengosok2 memekku sendiri, dan udah mulai tidak perduli sekeliling aku. Untung tempat kami rada gelap. Kalo ada yang memperhatikan mungkin heran deh ngapain kami berempat pada duduk merapatkan kaki, dengan tangan di bawah.
Tapi kami semua ga peduli. Sambil menggosok gosok terus aku lirik Niken dan Veni, wahh…, ternyata mereka berdua juga udah mulai melayang mencari kenikmatan mereka masing-masing. MAlah aku liat tangan kiri Niken udah mulai meraba payudaranya sendiri dari bawah tank top yang di pakainya, sedangkan Veni kedua tangannya di bawah rok nya. Kalo Eva duduknya makin merapat keaku Cuma aku merasakan dianya juga udah mulain merasa nikmat. Ahhh perduli deh yang penting aku juga mau enak.
Gosokan jariku juga semakin cepat dan memekku semakin basah, untung dalam ruangan ber-AC dan penuh asap sehingga bau dari memek kami berempat ga tercium. Hehehehe. Ohhhh……., jempolku mulai mencari2 itilku, dan jari tengah dan telunjuk aku mulai menekan nekan lobang memekku. Ohhhhhhh…..nikmat sekali, gerakanku semakin cepat dan aku yakin kayaknya ga lama lagi aku bakalan orgasme. Yahhhhh,…..akhirnya orgasmeku datang juga, ohhhh nikmatnya. aku pengen menjerit tapi aku tahan agar ga kedengaran orang, ohhh nikmat sekali rasanya. Segera aku hentikan jempolku yang nggosok itil tapi 2 jariyang lain semakin dalam menekan ke lobang memek aku. Dapat aku rasakan denyutan di dalam memek aku, wahhhhhh nikmat sekali.
MMMhhhh kayaknya orgasme ini sangat panjang. aku udah ga peduli lagi posisi kakiku, rok pendek yang aku pakai udah terangkat mendekati pangkal pahaku. Peduli amat, perlahan lahan aku buka mata aku aku lihat Niken dan Veni juga lagi mendapatkan orgasmenya, posisi Niken miring sambil kedua kakinya menjepit memeknya erat erat dan sebelah tangannya meremas toketnya, wow, dia ga sadar kalo toketnya yang besar (38b sih, emang besar dibanding kami bertiga yah) udah keluar dari BH nya dan sedikit menyembul dari bawah tank topnya, sedangkan Veni kedua tangannya semakin keras menekan nekan memeknya dan wajahnya meringis ringis . Tak lama kemudian orgasme mereka lewat juga, kami duduk berdampingan, masih merasa nikmat dan sama sama tersenyum. Trus kami liat si Eva kayaknya belum, mungkin dia masih kawatir ada yang ngeliat jadi kurang konsen, karena itu dianya keliatan semakin horny ajah dan belum lepas lepas juga.
Akhirnya kami bertiga segera duduk disekitar dia, Veni (kakaknya) duduk di sampingnya sambil memeluk adiknya di berbisik “Udah Va, cuek ajah lah, kami nutupin kok. Kamu terusin ajah. Kalo udah keluar nanti enak banget “. Sambil merem dianya mengangguk. aku pun mulai membantu dia dengan merangsang memeknya, wow…gadis ini udah basah banget. Karena aku rasa basah banget maka roknya pun aku angkat biar ga nyeplak nantinya, habis banyak banget cairannya. Tanganku dengan lincah segera masuk ke selangkangannya dan segera mencari itilnya. Setelah ketemu mulai aku gosok gosok dengan cepat, dianya semakin gelisah duduknya, sedangkan niken juga mulai meraba raba toketnya, agar dia makin terangsang. Ahhhh aku liat napasnya mulai memburu mungkin ga lama lagi dianya orgasme. Dia semakin gelisah, aku trus menggosok memeknya.
Ahhhh akhirnya dia pun orgasme, mulutnya mejerit tapi segera dipeluk niken, jadi ga sempat semakin liar, sambil memeluk nikem meremas toket Eva kuat2, dan Veni terus berbisik ke telinganya agar melepas semuanya. jariku yang di memeknya merasakan denyutan yang sangat kuat, ohhhh dianya orgasme. Denyutan2 ini tandanya. Matanya meram dan semakin meringis ringis, tapi aku yakin sekali geli2 nikmat yang luar biasa yang sedang dialaminya. Setelah beberapa lama akhirnya orgasmenya lewat juga dan dia mulai tenang, demikian juga kami bertiga. Mata kami masih merem menikmati sisa orgasme dan musik yang menghentak kencang.
Setelah melepas napsu maka kami kembali tenang dan rasa inex yang kami tekan semakin nikmat buat di bawa bergoyang maka kami berempat pun turun ke lantai dansa. Sambil berdisko kami tertawa2, dan aku bilang ke Eva “Gimana Va, enak ga?” sambil tersenyum di bilang “ iyah kak, nikmat sekali”. aku bilang “ goyang ajah terus ga ada kok yang liat kalo kita ga pake celana dalem, hihihihi” Niken dan Veni ikut tertawa. Kami terus bergoyang sampe jam 3 pagi, setelah itu kami berencana pulang. Pas di pintu lift seorang lelaki ngejar kami berempat trus bilang “Dek, enak yah joget ga pake celana ?” Kami berempat rada kaget juga, kok tau sih.
Tapi dengan cuek ajah aku jawab” Enak kok bang silir, yeeee”. “Tadi pada ngilik sendiri ya, ngapain swalayan, kan ada aku. aku mau kok ngebantuin kalian melepas hasrat”. “Emangnya abang sendiri kuat ngeladenin kami berempat”, jawab aku, heran juga aku kok bisanya dia memperhatikan kami diruang yang gelap gitu. “Kan ada temen2 ku yang siap maen kalo kalian minat. Masih sore gini mo pada kemana, mending juga kita cari tempat untuk menuntaskan kenikmatan semu yang kalian peroleh ketika ngilik ndiri, gimana…mau enggak?” Kami ber4 saling berpandangan. “Gimana, pada minat gak, kamu gimana Va”, tanya aku pada ke3 temanku.
Eva yang statusnya masih lajang jadi bingung. Veni langsung nimbrung, “Kamu kan dah sering kan maen ama cowok kamu”. “Kok kakak tau sih”, jawab Eva. Eva hanya tersenyum, kompak juga kakak adek ini. “Ya ok deh”, jawab Eva. “Temen2 pada ok tu bang sama sarannya, temen2nya ok2 gak?” “Perkenalkan aku Deni”, katanya sambil mengulurkan tangannya. Kami saling berjabat tangan dan memperkenalkan diri. “aku panggil temen2ku deh ya”. Temen2 bang Deni ok2 semuanya, ganteng2 dan atletis bodinya. aku sendiri mah lebih tertarik sama bang Deni, srek sekali aku liat dia, walaupun dia yang paling tua diantara temen2nya tapi ok skali, paling ganteng dan atletis skali orangnya, seperti olahragawan gitu.
Akhirnya kami berpencar dengan pasangan masing2. Deni mengajak aku ke apartmentnya. Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tangannya mengelus pahaku. “Yang udah gak tahan Ratih atau abang”, godaku sambil membiarkan tangannya mengelus2 pahaku. Rabaannya semakin lama membuatku semakin napsu. Kubuka pahaku agak lebar. Melihat aku mengangkangkan pahaku, tanggannya bergerak ke atas ke selangkanganku. Jari2nya mulai mengelus belahan memekku dari luar.
Wow rasanya, aku jadi gak sabar lagi untuk dientot. CDku langsung menjadi lembab karena cairan memekku membanjir. “Bang”, kataku, “Ratih udah basah bang”. “Udah napsu banget ya Rat, aku juga sudah napsu, sebentar lagi sampe kok”. Kami sampe diapartmentnya. Mobilnya langsung meluncur ke basement menuju ke parking lot dia. Kami turun mobil, aku digandengnya menuju ke lift. Dia memijit tombol yang paling atas. “Penthouse ya bang”, tanyaku. “Semi, tapi ada pool kecilnya”. “Abang tinggal sendiri?”. “Iya, aku duda, gak punya anak”. “Sama dong bang. Ratih janda, dah punya anak 2″. “Kok bodinya gak kalah sama temen2 kamu laennya.
Mereka janda juga?” “Iya, kecuali Eva yang belon nikah”. “Kalo kawin udah kali, tu dia mau diajak jalan temenku”. Aku hanya senyum saja. “kamu dah punya anak 2, dah longgar dong”. “Ntar abang bole ngerasain empotan Ratih, gak kalah kok ama yang blum punya anak”. Sesampai dilantai apartmentnya, pintu lift terbuka, kami masuk ke apartmentnya. Ruangannya gak terlalu luas, ada seperangkat sofa, tv, sound system dan menja makan. Diberandanya ada pool kecil yang dilingkari taman kecil yang asri dan ada saungnya. Aku segera keluar menuju saung. Deni menyalakan lampu temaram, di saung itu ada dipan yang cukup lebar untuk 2 orang dengan matrasnya. “Bang, romantis ya. Abang sering ya bawa prempuan kemari”.
Ya begitulah, kan aku perlu penyaluran”. “Kok gak nikah lagi bang”. “Pasti alesannya sama dengan kamu, napa kamu ndiri gak nikah lagi”. “Masih menenangkan diri bang, padahal dah cerai setahun yang lalu”. “Ya sama lah, tapi aku dah 2 tahun cerai, enak gini lah bebas merdeka mo ngapain juga”. “Diluar tapi hawanya panas ya bang”. “Kita berendem aja yuk”. “Yuk”, jawabku. Aku langsung saja melepas tanktopku, kemudian kulepas rok miniku. Kemudian braku. Pakaian kuletakkan di dipan. Dia melotot memandangi tubuhku yang dah telanjang bulat itu. jembutku yang lebat meliputi daerah selangkanganku.
Toketku yang ukuran 34C masih kencang dihiasi 2 pentil yang membesar, maklum deh sering diisep sama anak2ku dan mantan suamiku. Segera aku mencebur ke pool, sementara dia membuka pakeannya, sehingga hanya memakai CD. kontolnya kelihatan besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDnya. Kemudian dia pun nyebur ke kolam, menghampiriku dan memelukku. Bibirku diciumnya, lidah kami saling berbelit. Tangannya mulai meremas2 toketku sambil memlintir pentilnya. Segera pentilku menjadi keras. “toketmu kenceng ya Rat, pentilnya gede.”, katanya.
Aku diam saja sambil menikmati remasan tangannya. kontolnya yang keras menekan perutku. “Bang, ngacengnya sudah keras banget”, kataku. “Kita ke dipan yuk”. Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera aku keluar kolam. Aku telentang didipan, menunggu dia yang juga sudah keluar dari kolam. Dia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya dengan penuh napsu dan tangannya kembali meremas2 toketku sambil memlintir2 pentilnya. “Isep dong bang..” pintaku sambil menyorongkan toketku ke wajahnya. Langsung toketku disepnya dengan penuh napsu. Pentilku dijilatinya.”Ohh.. Sstt..” erangku keenakan.
Jarinya mulai mengelus jembutku, kemudian jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya selalu berakhir di itilku sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. memekku langsung berlendir, rasanya lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam memekku. “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yang satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tidak tahan lagi, “Bang, Ratih udah gak tahan nih”. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas jembutku yang lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku.
Dia menyelipkan jarinya ke belahan memekku yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekkku. “Bang..! Aduuh! Ratih sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintaku. Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah jarinya beralih menggosok-gosok itilku. “Aduuh! bang..nakal!” seruku. Aku pun semakin tidak karuan, kuremas kontolnya yang sudah keras sekali dari luar CD nya. toketku yang sudah keras sekali terus saja diremas2, demikian juga pentilku. “Ayo dong bang dimasukin, Ratih sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengekku lagi. Kemudian dimasukkannya jarinya ke dalam memekku yang sudah basah kuyup.
Dengan tanpa menemukan kesulitan jarinya menyeruak masuk ke dalam memekku. memekku langsung dikorek2, dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memekku dimainkannya dengan ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujung jarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung mengulum bibir memekku. Cairan yang membasahi sekitar selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum bibir memekku. Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan dilumat dengan mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otot-otot perutku jadi kejang dan akhirnya aku nyampe, cairan memekku yang banjir ditampung dengan mulutnya dan tanpa sedikit pun merasa jijik ditelan semuanya.
Aku menghela napas panjang, dia masih dengan lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. memekku terus diusap2nya, demikian juga itilku sehingga napsuku bangkit kembali. “Terus bang.. Enak..” desahku. “Ayo dong bang.. Ratih udah nggak tahan”. tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap itillku sambil meremas2 toket dan pentilku. Dia melepaskan CDnya yang basah, kontolnya yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2.
Aku dinaikinya dan segera dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala kontolnya. “Enak bang..” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan kontolnya ke memekku yang sempit. memekku terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontolnya mulai dienjot keluar masuk. “Terus bang..kontolnya enak” erangku keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak tukar posisi.
Sekarang aku yang diatas Kuarahkan memekku ke kontolnya yang tegak menantang. Dengan liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik turun. toketku yang montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia meremas toketku dan menghisap pentilnya dengan rakus. “Bang.. kontolnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas tubuhnya. “Enak Rat?’ tanyanya. “Enak bang..entotin Ratih terus bang..” Dia memegang pinggangku yang ramping dan menyodokkan kontolnya dari bawah dengan cepat. Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya. Akhirnya, “Ratih nyampe bang”, jeritku saat tubuhku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhku lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium bibirku.
Setelah beberapa saat, kontolnya yang masih ngaceng dicabut dari dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah memekku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung itil ku. Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolnya dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memekku dengan lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yang kuat menghisap memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya.
Saking dalamnya mulutnya menekan memekku, hidungnya yang mancung menempel dan menekan itilku. Aku kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dengan sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya tetap menempel di itilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung napsuku. “Oocch! bang.. Teruu.. Uus! Ratih nyampe lagi bang”, suaraku semakin parau saja. Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya yang terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dengan pahaku, badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang.
Aku menarik nafas panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dengan rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memekku. Dia tetap dengan asyiknya menjilati memekku. Kemudian jilatannya naik ke atas, ke arah perutku. Lidahnya bermain-main dipusarku, sambil tangannya langsung meraba dan meremas kedua toketku, jilatannya juga semakin naik menuju toketku. Jengkal demi jengkal jilatannya semakin naik. Mulutnya sudah sampai ke dadaku. Kini giliran toketku dijilatinya, mulutnya seakan ingin menelan habis toketku, lidahnya kini menari-nari di ujung pentil ku. Jari tangan kanannya meraba-raba selangkanganku, menggesek-gesek itilku hingga memekku basah lagi, nafsuku naik kembali. Sementara tangan kirinya tetap meremas toketku dan tangan kanannya tetap bergerilya di memekku, bibirnya kini mencium dan melumat bibirku. Kubalas lumatan bibirnya dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.
Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, kontol nya sudah mengarah ke hadapan memekku. Aku merasakan sentuhan ujung kontolnya di memekku, kepala kontol nya terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolnya langsung menusuk memekku. Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala kontol nya terbenam ke dalam memekku. Walau kontol nya belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot memekku berdenyut, cairan yang membasahi memekku membuat kontolnya yang besar mudah sekali masuk ke dalam memekku hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolnya masuk kedalam sarangnya, blee.. ess..
Begitu merasa kontolnya sudah memasuki memekku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di atas tubuhnya, kududuki kontol nya yang cukup panjang itu. Kugoyangkan pantatku dan kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga kontolnya keluar masuk memekku, dia meremas- remas kedua toketku. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan kontol besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk itilku. Kini giliran nya yang tidak tahan lagi dengan permainanku, ini dapat kulihat dari gelengan kepalanya menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret.
Dan ternyata benar juga, dia memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret. “Kita nyampe sama-sama..bang”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatku. “Aa.. Aacch!” Akupun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas kontolnya. pejunya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolnya sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan.
Posisiku tengkurap disampingnya yang terkulai telentang. “Bang, pinter banget sih ngerangsang Ratih sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol abang kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku. “memekmu juga nikmat sekali Rat, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya kekontolku”, jawabnya sambil memelukku. “Kamu ngelampiasin napsu biasanya sama siapa Rat, atau maen sendiri seperti tadi didiskotek?” “Seringnya sih sendiri bang, sesekali pernah juga maen ama temen cowok, tapi jarang banget”. “Wah kalo gitu kita mesti menuntaskan napsu kamu yang dah lama terpendam dong Rat”. Kami berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2.
Ketika terbangun, kami masuk keapartmentnya karena dia mengajakku mandi. “Kita mandi sama-sama yuk!” ajaknya, “Badanku lengket karena keringat”. Kami menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat. Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut.
Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara bergantian pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tangannya berpindah ke toketku. Diremas-remasnya toketku yang mulai mengencang lagi pertanda napsuku bangkit lagi. Aku pun tidak mau kalah, kuraih kontolnya yang kembali sudah berdiri tegak dan kukocok-kocok lembut dengan jariku.
Ujung kontolnya sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahaku. Luar biasa staminanya, barusan selesai ngecret di memekku sudah ngaceng lagi. “kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya Rat”, katanya. Kuarahkan kontolnya ke belahan bibir memekku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung kontolnya ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening.
Lalu dia mematikan shower sambil duduk di samping bathtub. Aku dipangkunya dengan posisi memunggunginya. kontolnya yang sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisiku merapatkan pahaku, maka memekku menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kontolnya masuk kedalam memekku.
Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolnya amblas semua ke dalam memekku. Dengan posisi begini membuatku harus aktif mengocok kontolnya dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolnya. kontolnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, kontolnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolnya dalam memekku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku.
Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti layaknya Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor diatas panggung saat menyanyi. Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan. “Aduuh..! Rat, bener, hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku. Dia rupanya sudah benar- benar tidak mampu bertahan ebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya, tetapi kontolnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style.
“Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding memekku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku. Bersamaan dengan itu, aku pun mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku nyampe.
Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru.
Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Dia mengeluarkan sereal dari lemari gantung dan susu dari lemari es. “Kamu mau susunya diangetin?” “Susu Ratih dah anget ndiri kok bang”, jawabku becanda. Dia menghangatkan susu di microwave oven sbentar, kemudian kami menyantap sarapan pagi itu. “Kamu hebat ya Rat, dah punya anak2 empotan kamu masih kenceng banget, minum jejamuan ya”. “Ah enggak bang, Ratih rajin fitnes dan senam bl aja, jadi sip kan empotannya”. Setelah merasa kenyang, aku mengantuk lagi. Aku berbaring di sofa dan akhirnya tertidur.
Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa toketku ada yang mengelus2. Dia kemudian meremas toketku, malah sambil memlintir2 pentilku, perlahan pentilku mulai mengeras. “Bang, aah”, napsuku makin meninggi. Heran juga aku, kok napsunya besar sekali, dah pengen ngentot lagi rupanya dia. “Bang, kuat banget sih, gak ada matinya ya”. “Kan mo ngebantuin ngelampiasin napsu kamu, katanya biasanya swalayan’. Sambil toketku diremasnya terus, dia menjilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dijilatinya pula toketku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar saking napsunya. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus2 dengan satu tangan masih meremas toketku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya. Rasanya nggak keruan. Bukan hanya bibir memekku aja yang dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku memerah sambil terdongak keatas. Melihat napsuku sudah naik, kontolnya yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras.
Kugenggam. “Dikocok Rat”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok kontolnya dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang. “Rat diemut dong”, katanya keenakan. Dia berdiri disamping sofa dan aku duduk sambil mengarahkan kontol yg ada digenggamanku ke arah mulut ku. Aku mencoba memasukkan kedalam mulutku dengan susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu kepala kontolnya. Dia mendongakkan kepalanya. Kutanya “Kenapa bang”. “Enak banget, terusin Rat, jangan berhenti”, ujarnya sambil merem melek kenikmatan. Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengentoti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas toketku sebelah kanan. erakannya semakin lama semain cepat. Tiba2 dia menghentikan gerakannya. kontolnya dikeluarkan mulutku.
Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolnya ke toketku. “Rat, dijepit ama toket kamu ya”. Aku paham apa yang dia mau, dan dia kemudian menjepit kontolnya di antara toketku. “Ahh.. Enak Rat. Diemut enak, dijepit toket juga enak. Sama memek apalagi”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus menggoyang kontolnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku. Sampai akhirnya “Aduh Rat, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin dimulut kamuya”. “Jangan bang, di memek Ratih saja”, jawabku. Aku tidak ingin merasakan pejunya dimulutku, lebih baik dingecretkan di memekku, aku juga bisa ngerasain nikmat.
Diapun naik keatasku sambil mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia mulai memasukkan kontolnya ke memekku. Pantatnya semain didorong dan didorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain memekku digesek kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yang sempit itu. “Wuah, Rat, sempit betul memekmu”, dia menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri aku gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Selang beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke memek ku. Nikmat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, aku merasa nikmat yang luar biasa.
Tidak tahu berapa lama dia menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe lagi “Bang, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontolya yang besar itu. “Rat, memek kamu luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget Rat”, katanya sambil terengah2. Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku “Gimana Rat? enak kan?”. “Enak sekali bang, rasanya nikmat sekali, memek Ratih sampe sesek kemasukan kontol abang, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari memekku. kontolnya berlumuran pejunya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dimemekku.
Kami ngobrol aja sampai terdengar perutku berbunyi. “Kamu laper ya Rat, tahun baru gini apa ada makanan ya, kita ke mal ajah ya. disana pasti ada makanan”. “Ratih mau siram2 badan dulu ya bang”‘ jawabku. “Tadi kan udah mandi”, katanya. “Biar seger saja bang, gak lama kok”, jawabku. Aku mengguyur badanku di shower beberapa saat kemudian menyabuni tubuhku. Selesai mandi, aku mengenakan pakeanku yang kemaren, karena aku gak bawa gantinya. Di mal kami mencari restoran padang ajah, dia memesan nasi dan beberapa macam lauk dan desertnya sekalian. Kami makan dengan lahap. Sehabis makan, kami berjalan2 di mal menurunkan perut. Mal belum berapa rame, mungkin karena orang masih tertidur abis begadang di malem taun baru. Baru pulang.
Sesampainya di apartmen, aku masuk kekamar mandi. Selang beberapa saat aku keluar lagi hanya mengenakan lilitan handuk dibadanku tanpa pakaian lainnya lagi. “Udah siap lagi ya Rat”, dia menggangguku. “Iyalah bang, kan kita kesini untuk ngentot. Kata abang mau ngentotin Ratih sampe loyo”, jawabku. Belahan dadaku sedikit tersembul dibalik handuk yang menutup dada serta pahaku. Melihat itu sepertinya dia napsu lagi. Luar biasa juga staminanya, gak puas2nya dia ngentoti aku. kontolnya menjadi berdiri tegang. Kelihatan sekali dibalik CDnya. Dia juga sudah melepaskan semua pakaiannya, dan berbaring di ranjang. “Bang…. ngelihatnya kok begitu amat sih ?” kataku. Aku berbaring disebelahnya, segera lilitan handukku dilepaskannya sehingga telanjang bulatlah aku. toketku dielus2nya. “Rat, kamu seksi sekali, mana binal lagi kalo lagi dientot. Kalo kamu istriku, aku entotin kamu tiap malem”, katanya merayu.
Aku hanya tersenyum, tidak menjawab rayuannya. Elusan tangannya di toketku berubah menjadi remasan remasan halus. “Baang…. “, aku memeluknya. Dia memelukku juga serta mencium bibirku. Aku begitu menggebu gebu melumat bibirnya, kujulurkan lidahku kedalam mulutnya. Nafasku menjadi cepat serta tidak beraturan. Setelah beberapa saat kami berciuman, aku menggerakkan dan menggeser badanku sehingga sekarang sudah berada di atas badannya. Aku semakin ganas saja dalam berciuman. Dia memeluk badanku rapat2 sambil menciumiku. Kemudian aku menciumi lehernya dan terus turun kearah dadanya. Dia berdesis “Rat…. ssssssshhhh.” Aku terus menciumi badannya, turun ke bawah dan ketika sampai disekitar pusarnya, kucium sambil menjilatinya sehingga terasa sekali kontolnya kian menegang dibawah CDnya. “Rat….. adduuuuuhh” dan aku secara perlahan lahan terus turun dan ketika sampai disekitar kontolnya, kucium dan kuhisap daerah sekelilingnya termasuk biji pelernya dari balik CDnya. “Sssssssshhh… Rat… lepasin CDku” katanya lagi.
Segera kulepas CDnya, dia mengangkat pantatnya supaya aku bisa memelorotkan CDnya. kontolnya sudah ngaceng keras sekali, mengacung ke atas. Kupegang kontolnya dan kukocok pelan pelan. kontolnya kumasukkan kemulutku. “Aaaaaaaaaaaaaaahh……”, teriaknya keenakan. Aku segera menaik turunkan mulutku pelan2 dan sesekali kusedot dengan keras. “Rat….. enaaaaaaakkk. Ayoooo…. doooong… Rat….. Siniiiii…..aku… juga kepingin” , katanya sambil menarik badanku. Aku mengerti kemauannya dan kuputar badanku tanpa melepas kontolnya dari mulutku.
Posisi nya sekarang 69 dan aku berada diatas badannya. memekku yang dipenuhi jembut yang lebat dijilatinya. Aku menggelinjang setiap kali bibir memekku dihisapnya. Dengan mulut yang masih tersumpal kontolnya aku bergumam. Dia membuka belahan memekku pelan2 dan dijulurkannya lidahnya untuk menjilati dan menghisap hisap seluruh bagian dalam memekku. Kulepas kontolnya dari mulutku sambil mengerang “Baaang…. oooohhh”, sambil berusaha menggerak gerakkan pantatku naik turun sehingga sepertinya mulut dan hidungnya masuk semuanya kedalam memekku. “Baaang….. teruuuuuss… Baang” Apalagi ketika itilku dihisap, gerakan pantatku yang naik turun itu makin kupercepat sambil mengerang lebih keras “baaang…. teeruuuuuuss”. itilku terus dihisap hisapnya dan sesekali lidahnya dijulurkan masuk kedalam memekku.
Gerakan pantatku semakin menggila dan cepat, semakin cepat dan akhirnya “Baang…Ratih….nyampeee”, sambil menekan pantatku kuat sekali kewajahnya. Aku terengah engah. Perlahan lahan dia menggeser badanku kesamping sehingga aku tergeletak di tempat tidur. Dengan masih terengah2 aku memanggilnya “Baaang……. peluk Ratih….. baaang… ” dan segera saja dia memutar posisi badannya lalu memelukku dan mencium bibirku. Mulutnya masih basah oleh cairan memekku. “Baaang….. “, kataku dengan nafas nya sudah mulai agak teratur. “Apaa…Rat…” sahutnya sambil mencium pipiku. “Baang…..nikmat banget ya dengan abang, baru dijilat saja Ratih sudah nyampe”, kataku manja. “Rat, sekarang…… boleh gak akuuuuuuuu…… “, sahutnya sambil meregangkan kedua kakiku.
Dia mengambil ancang2 diatasku sambil memegang kontolnya yang dipaskan pada belahan memekku. Perlahan terasa kepala kontolnya menerobos masuk memekku. Dia mengulum bibirku sambil menjulurkan lidahnya kedalam mulutku. Aku menghisap dan mempermainkan lidahnya, sementara dia mulai menekan pantatnya pelan2 sehinggga kontolnya makin dalam memasuki memekku dan….bleeeeeeeeeeeeeesss…… kontolnya sudah masuk setengahnya kedalam memekku. Aku berteriak pelan… “aaaaaaaaaaaaaahh…… baaang…… “sambil mencengkeram kuat dipunggungnya. Kedua kakiku segera kulingkarkan ke punggungnya, sehingga kontolnya sekarang masuk seluruhnya kedalam memekku. Dia belum menggerakkan kontolnya karena aku sedang mempermainkan otot2 memekku sehingga dia merasa kontolnya seperti dihisap hisap dengan agak kuat. “Rat….. teruuuuus….. Rat…. enaaakkk… sekaliiii… Rat….”, katanya sambil menggerakkan kontolnya naik turun secara pelan dan teratur. Aku secara perlahan juga mulai memutar mutar pinggulku.
Setiap kali kontolnya ditekan masuk kedalam memekku, aku melenguh “sssssssshhhh….. baaang”, karena kurasakan kontolnya menyentuh bagian memekku yang paling dalam. Karena lenguhanku, dia semakin terangsang dan gerakan kontolnya keluar masuk memekku semakin cepat. Aku semakin keras berteriak2, serta gerakan pinggulku semakin cepat juga. Dia semakin mempercepat gerakan kontolnya keluar masuk memekku. Aku melepaskan jepitan kakiku di pinggangnya dan mengangkatnya lebar2, dan posisi ini mempermudah gerakan kontolnya keluar masuk memekku dan terasa kontolnya masuk lebih dalam lagi. Tidak lama kemudian kurasakan rasa nikmat yang menggebu2, kupeluk dia semakin kencang dan akhirnya “ayoo…. baaang, Ratih….mauuuuuuu…… keluaaaaaar…. baaang”. “Tungguuuuuu….Rat…….kitaaaaaa… .samaaaaa… samaaaa”, sahutnya sambil mempercepat lagi gerakan kontolnya. “Adduuuuuuhh… baaang….. Ratih… nggaaaaak…tahaaaaaaaaan… baang.. ayooooooo….. se….karaaaaaang…” , sambil melingkarkan kembali kakiku di punggungnya kuat2. “Rat…… … akuuuuu…jugaaaaaaaaaaa…”, dan terasa …creeeeeeet….creeeeeet….crrreeettt..pejunya muncrat keluar dari kontolnya dan tumpah didalam memekku. Terasa dia menekan kuat2 kontolnya ke memekku.
Dengan nafas yang terengah engah dan badannya penuh dengan keringat, dia terkapar diatasku dengan kontolnya masih tetap ada didalam memekku. Setelah nafasku agak teratur, kukatakan didekat telinganya, “Bang…… terima kasih ya. Ratih puas banget barusan,” sambil kukecup telinganya. Dia tidak menjawab atau berkata apapun dan hanya menciumi wajahku. Setelah diam beberapa lama lalu aku diajaknya membersihkan badan di kamar mandi dan terus dia mengantarkan aku pulang. Malam taun baru yang paling berkesan dalam hidupku
Kiriman: Ines ine.s1989@yahoo.com