Kisah Asmara Bersama Pembantuku Yani

Salah satu memek enak yang pernah aku cicipin adalah memeknya si Yani, pembantu ku. Aku sendiri baru tau nikmatnya lubang di selangkangannya setelah hampir setahun dia bekerja di tempat ku. Itu pun tanpa disengaja, karena aku memang nggak pernah berminat ngentotin pembantu sendiri. Padahal, kalau mau, kesempatan untuk itu sangat terbuka. Aku waktu itu ngontrak di lantai 4 sebuah rumah susun , Dirumah susun itu kami cuma berdua . Aku nempatin kamar belakang, dan Yani tidur di kamar depan yang lebih kecil. Secara fisik Yani, 20. tahun, lulusan SMA di kota P, Jawa Timur, cukup menarik. Wajahnya manis. Badannya bagus, tidak kurus tidak gemuk, tapi cukup padat seperti umumnya cewek-cewek seumurnya. Kulitnya coklat dan bersih. Teteknya kecil tapi masih kenceng. Betisnya bagus –jenjang dan padat — seperti badannya. Pengalaman merasakan enaknya memek Yani bermula dari suatu malem ketika aku lagi susah tidur. Aku berdiri di depan jendela kamar untuk melihat-lihat ‘pemandangan’ di luar. Tanpa sengaja, di sebuah kamar salah satu rumah lantai 3 di seberang kamar gue, terlihat sepasang manusia sedang bercumbu di tempat tidur. Jendela kamarnya,cuma dilapisi vitrage tipis dan lampu kecil di kamar itu tidak dimatikan. Tentu saja aku langsung tune-in ke sana, karena kamar ku gelap dan mereka pasti nggak tau sedang jadi bahan tontonan. Lumayan lama pasangan tetangga ku itu bergumul di atas tempat tidur, sampai kontol ku ngaceng berat dan kepala agak pening. Aku balik ke tempat tidur untuk menenangkan diri. Setelah tegangan di selangkangan agak mengendor, mendadak aku pingin kencing. Cepet-cepet aku keluar kamar untuk ke kamar mandi. Eh, di dapur yang bersebelahan dengan kamar mandi, aku lihat Yani lagi duduk di atas meja dapur yang gelap sambil memandang ke luar jendela. Ketika tahu aku mendekat, dia kaget sekali. Dan ketika gue melongok ke luar jendela untuk melihat apa yang sedang dipandanginya, dia kelihatan malu sekali dan secara refleks mau turun dari situ. Tapi badannya aku tahan dengan badan ku yang agak besar. Sembari melongok ke arah luar jendela, aku tanya: “Udah mulai?” Yani menjawab pelan:”Belum”. Setelah itu tidak ada suara lagi, karena kita berdua asyik menonton live show di jendela bawah sana. Gue berdiri dengan badan merapat di badan Yani yang tetap duduk di atas meja dapur. Kontol ku menempel di paha kanannya. Sambil nonton tangan gue menarik paha Yani sampai benar-benar menekan kontol gue. Yani kelihatan suka, sehingga tanpa perlu dipegangi lagi, pahanya terus menekan kontol ku yang cuma tertutup CD. Maka, tangan ku bebas menggerayangi teteknya yang tidak berkutang. Setelah beberapa saat, tangan Yani memeluk tangan ku sambil sesekali menekan dan meremas seperti memberi tahu bahwa dia pingin teteknya diremas lebih keras lagi. Dengan tanggap aku turuti “perintah”-nya. Teteknya makin mengeras dan pentilnya yang kecil mulai terasa agak basah. Tangan ku kemudian turun. Live show di jendela bawah mulai masuk tahap paling seru (tau sendiri deh!). Dengan satu tangan aku lepas CD Yani. Yani yang yang udah pasrah mengangkat sedikit pantatnya, dan setelah itu membiarkan tangan gue mengelus-elus bagian luar memeknya yang sudah basah.Aku masukin jari tengah ku ke dalem lubang memeknya. Memeknya semakin membasah dan Yani cuma merem melek sambil mendesah pelan … ahhhhh … ahhhhh ….. ahhhhhhhhh …. . Agak lama kemudian, kedua paha yanii merapat sampai menjepit tangan ku, lalu kedua tangannya memeluk keras badan ku, dan pantatnya maju mundur secara ritmis beberapa kali sambil mengerang keenakan. Jari tengah ku yang masih ada di dalem memeknya terasa seperti dipijit-pijit. Tanpa menunggu lebih lama lagi,aku akhirnya berjongkonk dan kulihatlah memek yang berwarna merah muda…ditumbuhi dengan bulu bulu yang sepertinya baru saja dicukur.Kuhirup aroma memek Yani yang membuatku bergairah,,,tercium bau khas memek yang terawat baik,,,tanpa segan segan aku langsung menjilati permukaan memek pembantuku ini,mulai dari bibir luarnya,,,,”ssssshhhhh,,,akkkkkhhh,,nikmatnya mas,,,,,”terdengar lenguhannya sambil pandangannya tak lepas dari jendela.Semankin bersemangat kujulurkan lidahku menyapu seluruh permukaan bibir memeknya…”aaakkhhh…Yani betapa nikmatnya memekmu” dalam hatiku,, kusapu rata seluruh permukaan memeknya. lidahku aku luruskan berusaha menyeruak sedalam-dalamnya kedalam liang memek panas.Dengan reflex Yani mulai menggoyang goyangkan pantatnya kedepan kebelakang,,sesekali memutar kekiri dan kekanan,,seakan akan doi lagi ngentotin mulutku…Yahhh…benar,,,pembantuku lagi asyik mengentot mulut Tuannya,,,,”peduli amat “dalam hatiku. Sesekali kusedot kelentitnya memakai bibirku,,,sehingga Yani terpekik halus sambil mengangkat pantatnya lebih tinggi lagi.Terasa cairan memek Yani memngalir membasahi mulutku,,,,ssshhh,,,sslllrrppppp,,,,,,nikmatnya memekmu Yani.Terlihat juga Yani sudah tidak bisa menahan kenikmatan yang kuberikan padanya…mulutnya mulai meracau mengeluarkan kata kata kotor yang membuatku lebih bersemangant “Ahhhhh,,,say,,,,teruskan masss,,,enak mas…jilat terus mas memekku…akkkkkhhhh…sssssshhhh….mmmmhhhbbbhhh ” “Enak ngentot mulutmu massss” desisnya..yahhhh….ngentooot mass,,,ngentott,,,,,mas,,,enakk mass,,,,,uuhhhh,,uhhhh,,uhh….”jeritnya.Akhirnya doi sudah ga kuat lagi,terasa cairan kental hangat mengalir deras kedalamrongga mulutku dan langsung saja aku sedot habis dan kutelan ,,,tanpa sisa.Setelah orgasme, nafsunya bukannya turun, malah makin tinggi. Tanpa malu-malu lagi, Yanii melorotin CD ku, lalu dengan penuh nafsu menjilati biji dan kontol ku yang sudah sedari tadi berdenyut denyut . Aduh mak,aku ngerasa geli-geli-nikmat. Apalagi ketika pelan-pelan Yani memasukkan kepala kontol ini ke dalam mulutnya, sementara lidahnya berputar-putar menjilati bagian bawah kontol ku. Selagi aku mendesis-desis keenakan, Yani memasukkan seluruh batang kontol ke dalam mulutnya. Pelan-pelan Yani tarik mulutnya, sambil kedua bibirnya mengatup rapat di seputar batang kontol. Setelah itu Yani selomot kontol gue keluar masuk mulutnya seperti orang makan es lilin. Saking enaknya, tanpa terasa pantat ku sampai maju-mundur seperti orang lagi ngentot. Bedanya, yang mencengkeram kontol ku bukan memek, tapi mulutnya. Makin lama makin cepat. Kontol ku makin keras dan terasa sudah mau muncrat. Yani sendiri sudah benar-benar nafsu, napasnya mendengus-dengus makin keras, kedua bibirnya makin rapet “menggigit” kontol ku, dan kedua tangannya meremas-remas pantat ku. Aku bener-bener udah nggak tahan. Segera kutarik kontolku sampai lepas dari mulut nya, dan dengan susah payah aku tahan supaya pejuku nggak sampai muncrat. Berhasil. Sambil mengatur napas gaku lihat Yani sudah dalam posisi duduk di meja dapur menghadap diriku, kedua kakinya terjuntai ke lantai. Yani bener-benerpasrah sewaktu gue melepas kaos singlet dan roknya. Dalam keadaaan telanjang bulat, Yani aku tarik sampai berdiri dan berpelukan dengan gue. Yani memeluk diriku keras-keras, menempelkan seluruh badannya ke badan ku. Bagian badannya yang menempel dengan kontol ku bahkan ditekan lebih keras sambil digeser-geser lembut. Sementara bagian badan ku yang menempel dengan teteknya juga aku teken lebih keras. Tangan ku mulai bekerja mengelus-elus badannya. Mulai dari punggung sampai pinggang, pinggul, paha, dan naik lagi ke teteknya. Doi terus mendesah-desah, makin lama makin keras, dan bibirnya mulai menjilati pentil ku. Voltase gue tentu aja jadi meninggi lagi. Tangan ku mulai menegerayangi lagi memeknya yang basah kuyup. Aku masukin satu jari ku ke dalam lubang memeknya, sementara lidah ku dengan lincahnya mulai menjilati kupingnya. Rupanya itu membuat voltase Yani bertambah tinggi juga. Lidahnya bukan lagi cuma menjilati pentil , tapi mulai menjalar ke seluruh dada, perut, dan tanpa ku sadar, kontol ku sudah dimasukkan lagi ke dalam mulutnya. Cepat-cepat aku cabut kontol ku dari mulutnya, terus ku dudukkan lagi dia di atas meja dapur. Aku angkat keduanya kakinya sehingga memeknya berada persis di penggir meja, siap untuk dimasukin kontolku yang sudah ga sabar ingin menikmati memeknya. Yani pun, saking nafsunya, langsung mencengkeram kontol ku yang sudah sekeras besi untuk dimasukkan ke dalam memeknya. Pelan-pelan kontol ku masuk ke lubang memeknya. Agak basah, tapi lubang memeknya terasa agak sempit. Dan yang gila, dinding kiri dan kanan dari lubang memeknya itu bergetar-getar seperti memijit-mijit batang kontol ku. Ketika aku mulai menggoyang-goyangkan pantat untuk menggerakkan kontol maju mundur, pijitan-pijitan di dalam memeknya semakin terasa. Enak banget. Yani sendiri sudah tidak bisa membuka mata lagi karena keenakan. Napasnya nggak beraturan, dan dari dalem mulutnya keluar erangan-erangan nikmat. Aku bisikin ke doi, “memek kamu rasanya enak”. Dia cuma menyahut:ahhhhhhh ….. ahhhhhhhh …… ahhhhhhhh …… Sementara itu dia mengerakkan pantatnya maju-mundur sembari makin mempercepat pijitan-pijitan di dalam lubang memeknya. Sialan,bener-bener enak memeknya, sebentar lagi gue bisa muncrat nih. Buru-buru aku tarik kontolku untuk melepaskan diri dari memek enak itu. Tapi baru ketarik sedikit, doi merapatkan kedua pahanya sehingga memeknya menjepit kontol ku sehingga agak susah gue tarik keluar. Gila bener nih cewek. “Lepas dulu Yann, nanti aku keburu keluar,” aku bilang ke doi. Tapi doi sekali lagi cuma menyahut dengan desahan-desahan nikmat: ahhhhhhh….ahhhhhh …. ahhhhhhh. Setengah mati aku berusaha menahan peju ku supaya jangan keluar dulu, karena aku masih mau lebih lama merasakan enaknya memeknya pembokat gue itu. Sekali lagi berhasil. Tapi dengan cepat kedua kaki Yani melingkar di badan ku untuk menekan kontol ku masuk lagi ke dalam memeknya. Sialan bener. Dengan gerakan liar doi kemudian malah menggoyang-goyangkan pantatnya maju mundur dengan posisi kedua kakinya menjepit pantat ku. Di dalem lubang memeknya, kontol ku terasa seperti cucian lagi dibilas. Busyet deh, nih cewek memeknya enak banget. Nggak tahan dibegituin lama-lama, akhirnya peju gue muncrat di dalem memeknya. Nggak lama setelah itu, memeknya kembali berdenyut-denyut cepat, memijiti kontol ku. Bersamaan dengan itu, pantat doi mundur-maju dengan gerakan sangat cepat, dan badannya sedikit mengejang. Dari mulut Yani cuma keluar suara: ahhhhhh….. aduhhhhhhhh ……. masssssss ……. ahhhhhhhh ……… aduhhhhhh….. massssss …….. Sejak malem itu, tiap malem gue embat memeknya Yani yang enak itu. Baru stop sewaktu dia menstruasi